Laman

Senin, 13 Juni 2016

Curhat Menjadi Pengajar di Sekolah Laskar Pelangi

Saya menempuh pendidikan strata satu dalam waktu empat tahun dari mulai 2006 hingga lulus 2010. Berbekal ijazah, berkeliling kecamatan melamar dari satu sekolah yang satu ke sekolah lain. Dengan harapan membumbung tinggi, brharap ada salah satu lamaran yang diterima. Lama menanti tidak ada juga panggilan. Hingga suatu hari teman saya memberitahu adanya sekolah di sebuah laskar pelangi. Saya mendaftar bersama yuli, berdua berharap ada kesempatan. Yuli menyerah memberi saya kesempatan. Ternyata, saya diterima. Saat itu, bagi lulusan tenaga pengajar saya senang sekali walaupun diterima di sekolah laskar pelangi. 
Menjalani kehidupan di laskar pelangi bersama teman-teman seperjuangan. Di tempat ini, saya bertemu dengan sosok-sosok rekan kerja yang benar-benar berharga bagi saya. Merekalah teman seperjuangan saya di laskar pelangi. Bahu membahu kami menjalankan roda pemerintahan di laskar pelangi. Sosok-sosok yang berkarakter ini mampu berjalan beriringan bersama saya untuk membangun laskar pelangi menjadi laskar sejati.
Tahun pun berganti,berlalu dan pergi. Adanya pertemuan pasti ada perpisahan. Adanya kebersamaan, tak bisa selamanya. Karena setiap individu mempunyai mimpi, doa dan takdir. Satu per satu pergi, menuju tempat pemberhentian lain yang diharapi, diingini dan mencukupi.
Hingga tak berasa, hanya tinggal aku seorang disini. Karena rasa tanggung jawab, iba serta permainan nasib yang masih mengharuskanku disini. Saat aku lelah, aku keluh kesah. Saat aku marah, aku berontak. Saat aku sedih aku menangis. Menangis sendiri menatapi hidupku yang tak kunjung berubah. 
Salahkah aku iri, salahkah aku rindu pada sahabat-sahabatku yang berjuang di laskar pelangi dari awal 2011? Hingga satu per satu pergi dan hanya aku dan seorang lagi di 2016 masih bertahan di laskar pelangi. 
Kadang aku berkeluh kesah pada Allah, Ya Allah kenapa takdirku masih di sini? Kenapa kawan-kawanku yang tak begitu pintar tapi bisa di sekolah wajar? Kenapa? Apa salahku? Apa aku salah pada Ibuku? Aku mengikuti kemauannya hingga aku tidak bisa berjuang untuk driku sendiri? Di laskar pelangi, Haruskah aku selalu disini? Laskar pelangi yang kuhadapi tidak seperti yang dibuat oleh penulis Andrea Hirata. Laskar pelangi yang kutempati adalah sekolah tak wajar dengan ketidakwajaran segala aspek kehidupan didalamnya.
Pemimpin yang egois, mementingkan diri sendiri. Jajaran Pengurus, yang hanya patuh pada pimpinan. Buta akan benar dan salah. Lalu aku? Aku adalah orang yang berada di tengah kebobrokan moral di laskar pelangi. Kadang aku menjerit disini. OH....................... betapa murahnya ijazahku ini. Bahkan bulananku disini berapa dibawah tukang bangunan per harinya. Betapa aku, harus memanjakan anak didikku hanya demi label lulus 100% semata. Betapa tidak, angka-angka raport bisa dibuat sesuka hati Anda pak Kepala dan jajarannya. Guru dipaksa untuk mengada-ada yang tak ada.
Sungguh??? Ironi???