Laman

Senin, 25 Januari 2016

REAKSI KATALITIK




            Penambahan katalis pada suatu reaksi akan berakibat bertambahnya laju reaksi. Katalis sangat berfungsi untuk efisiensi proses kimia dan menurunkan semua biaya pembuatan.  Telah dilakukan proses pemcarian katalis yang paling baik namun sampai saat ini mekanisme sebagian besar katalis belum dapat dimengerti,
            Perlu kita pahami bahwa katalis tak mempengaruhi secara langsung reaksi secara thermodinamika. Katalis berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan reaksi. Sebagai contoh adalah reaksi Haber Bosch :
                        N2  + 3H2   =    2NH3
Dengan diberinya katalis tak akan mengubah konstanta kesetimbangan reaksi, dengan adanya katalis maka pada 450oC reaksi akan berjalan dengan baik dan spontan serta ekonomis. Katalis dapat menurunkan energi activasi suatu reaksi dengan perbedaan energy.

Lawan dari katalis adalah inhibitor atau racun katalis. Penambahan racun katalis atau inhibitor akan berakibat menurunnya laju reaksi.

I. KATALIS HOMOGEN

            Katalis ini mempunyai kesamaan phase dengan reaktan dan  persentuhannnya tak mempengaruhi laju reaksi, keaddaan yang demikian disebut katalis homogen. Sebagai contoh :
Reaksi phase gas
CO  +  ½ O2   à   CO2
            Dengan adanya katalis   NO2  maka  prosesnya menjadi
CO  +  NO2            à   CO2  + NO
 NO   +  ½ O2           à   NO2
                  -----------------------------------------------
CO2  +  ½ O2           à   CO2
Iodin uap juga dikenal sebagai  katalis sejumlah reaksi pirolisis zat organik, dekomposisi asetaldehid sebagai reaksi berantai dengan proses sebagai berikut :
                                                     k1
       I2  ==   2 I-
             k2

                  k3
                        I-  + CH3CHO  à   CH3CO -  +  HI
                  k4
                                 CH3CO-  à   CH3    +     CO

                  k5
                                 I2  + CH3  à   CH3I  +  I-
                  k6
                                HI  + CH3à   CH4 -  +  I-
                   k7
                                HI  + CH3Ià   CH4 -  +  I2
Sehingga diperoleh laju reaksi dengan pendekatan steady state dari intermediet adalah
                        - d(CH3CHO)/dt   =   k  [I2]1/2[CH3CHO]
Mekanisme ini dapat dibandingkan  mekanisme reaksi tanpa katalis, katalis iodin diperoleh kembali diakhir reaksi.

II.KATALIS ASAM BASA

Sebagian besar reaksi katalis homogen adalah asam basa, seperti halnya reaksi hidrolisis dari ester atau mutarotasi glukosa.
            Dengan menganggap S adlah suatu subtrat denga suatu reaksi asam basa.  Sedang asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah :
            HA  + H2O   à  H3O+  + A-
                A-  +   H2O   à   HA   + OH-
Maka laju reaksi katalitik adalah:
            r  = kkat  [S]
di mana  kkat  =   ko  +  kH  [H3O]   +   kOH  [OH]  +  kHA  [HA]  + kA  [A]   dan k0 adalah laju tanpa katalis sedang yang lain adalah laju dengan katalis sesuai dengan zatnya masing – masing

III. KATALIS HETEROGEN

            Sebagian besar reaksi antara daua phase misalnya pada interface dari gas – padat atau gas–cair, biasanya yang bertindak sebagai katalis adalah yang lebih padat, karenanya  luas permukaan dari padatan harus benar – benar diperhatikan. Beberapa contoh yang dilakukan oleh dunia industri lain katalis akan menghasilkan lain produk :
  1. Dekomposisi organik
C2H5OH    (Al2O3 , 300oC )  à  C2H4  + H2O
C2H5OH    (Cu , 300oC )  à  CH3CHO  + H2O
  1. Dehidrogenasi
C4H8   (Al2O3, Cr2O3  )  à   CH2=CHCH=CH2  + H2
Ethyl Benzene    (Fe2O3, 650oC) à  Styrene    + H2
  1. Hidrasi hidrokarbon takjenuh
Dengan adsorben asam posforat dan katalis celite maka
C2H4   +  H2O (300oC )  à  C2H5O H           
  1. Hidroclorinasi
Vinil clorida dibuat dengan katalis merkuriclorida dan arang  dari reaksi

CHºCH   +   HCl  (200oC)   à CH2=CHCl


            Sebagian  besar proses katalitik industri terjadi pada interface gas – padat. Mekanismenya berdasar pada teori yang dipostulatkan Langmuir pada tahun 1916, yaitu :
1.      Gerakan molekul gas kepermukaan berlangsung dengan konveksi atau difusi
2.      Adsorpsi reaktan, dengan ikatan kimia yang kuat (kemisorpsi). Pada banyak kasus di awali dulu dengan ikatan fisika
3.      Reaksi antar molekul yang diadsorpsi
4.      Desorpsi produk
5.      Meninggalkan permukaan dengan konveksi atau difusi

IV. KATALIS ENZIM

            Enzim adalah katalis biologi yang aktiv dalam kehidupan, yang sifat – sifat kinetikanya sama dengan katalis heterogen atau seringkali dikatakan mikroheterogen  katalis
            Suatu contoh yang sangat menarik dan khas adalah urease yang merupakan katalis terbaik bagi urea untuk dikonversi ke amonia dan karbon dioksida

                        CO(NH2)2   + H2O     à    2 NH3   +   CO2
                                 Urease

Enzim hanya dikenal untuk satu proses yang sfesifik, namun kinetikanya cukup sulit karena enzim tak mudah didapatkan, artinya  mekanismenya sangatlah komplek.
            Mekanisme reksi enzimatis adalah sebagai berikut  :
Suatu substrat S dikatalis dengan enzim  E,  mula – mula terbentuk komplek  subtrat – enzim, yang akhirnya akan kembali terpisah dan terbentuk produk, dengan gambaran mekanisme
                                         k1
                        E  + S    ====      ES                                      1
                                         k2                     

                                        k2
                        E S        ====   Produk +   E                          2

 Michaelis – Menten telah menerangkan pengaruh konsentrasi subtrat pada laju reaksi. E dan S adalah konsentrasi mula – mula enzim dan subtrat, ES adalalah konsentrasi komplek enzim – subtrat, sedang konsentrasi enzim bebas adalah  E – ES,  konsentrasi subtrat senantiasa lebih besar dari enzim, karenanya konsentrasinya tak berubah. Maka  konstanta kesetimbangannya adalah

                        K  = ({ E   -    ES }  S)  /  ( ES )
Atau
                        ES   =  ( E   S) /  (K  + S)
Bila asumsinya reaksi 2 sangat lambat, maka
                        n   =  k2 ( ES)
                             = k2 ( E )(  S) /  (Km  + S)
reaksi maksimum jika semua enzim membentuk komplek ES, yaitu ketika konsentrasi ES sama dengan konsentrasi mula – mula E, maka pada kondisi ini laju reaksi menjadi :  
                        nmak   =  k2 ( E)
 masukkan kembali ke persamaan sebelumnya , menjadi
                        n        = nmak   (  S) /  (Km  + S)
Km  adalah konstanta Michaelis.
            Lineweaver dan Burk merubah persamaan diatas menjadi persamaan linear yaitu
                        I/n        = 1/nmak    + (Km  ) /nmak   (  S) 
Dengan menggambar   I/n       versus   1/S akan diperoleh garis yang lurus dengan slope   (Km  ) /nmak    dan intersep  1/nmak 



 
1/n 




                                                            (Km  ) /nmak   


                                    }1/nmak 
1/S





Tidak ada komentar:

Posting Komentar